SURABAYA,
Sebanyak 20 wisatawan asing asal Australia menyatakan batal berkunjung
ke Surabaya karena kecewa akibat banyaknya satwa yang meninggal di Kebun
Binatang Surabaya (KBS). Mereka menganggap masyarakat di kota pahlawan
ini tidak berperikebinatangan karena telah menerlantarkan satwa hingga
meninggal.
Dalam surat yang dikirim kepada General
Manager Surabaya Plaza Hotel, Yusak Anshori, para wisatawan Australia
mengatakan sangat malu melihat kejadian tersebut. Mereka pesimistis
melanjutkan bisnisnya di Surabaya karena khawatir merugi. Luke Cooper
yang menjadi Direktur Perjalanan juga akan mengancam untuk menceritakan
kondisi ini kepada seluruh agen atau biro wisata agar mereka juga
memboikot Surabaya.
Hal ini, menurut Yusak, pasti
sangat merugikan sektor pariwisata Jatim. Karena citra Jawa Timur,
khususnya Surabaya, tercoreng dimata masyarakat dunia. Untuk
mengembalikan dan memperbaikinya membutuhkan waktu yang sangat lama.
"Kita ambil contoh kerusuhan di Tiongkok beberapa tahun silam. Hingga
kini masyarakat dunia masih saja ingat dan khawatir akan kejadian
tersebut. Mengembalikan citra memang memerlukan waktu yang cukup panjang
dan perlu kerjakeras dari semua pihak," tegas Yusak.
Sementara untuk kasus KBS, kecaman dan boikot tersebut datang karena
terlalu seringnya media Australia yang mengekspos kejadian kematian
satwa di KBS. Untuk menghembalikan citra Surabaya butuh waktu tiga
hingga lima tahun jika memang langkah recovery cepat dilakukan mulai
detik ini. "Kalau ternyata proses recovery berlarut, ya waktu yang
dibutuhkan akan sangat lama," ujarnya.
Jika kondisi
berlarut, maka jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Jatim
diperkirakan akan menyusut sekitar 5% hingga 8%. Data Badan Pusat
Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, jumlah wisatwan dari Australia yang
berkunjung ke Jatim rata-rata mencapai sekitar 200 orang per bulan.
wahh kasihan hewannya yah ! :(
BalasHapus