Sabtu, 17 Maret 2012

Satwa KBS mati, cap sebagai THE BAD ZOO

 SURABAYA, Sebanyak 20 wisatawan asing asal Australia menyatakan batal berkunjung ke Surabaya karena kecewa akibat banyaknya satwa yang meninggal di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Mereka menganggap masyarakat di kota pahlawan ini tidak berperikebinatangan karena telah menerlantarkan satwa hingga meninggal.
Dalam surat yang dikirim kepada General Manager Surabaya Plaza Hotel, Yusak Anshori, para wisatawan Australia mengatakan sangat malu melihat kejadian tersebut. Mereka pesimistis melanjutkan bisnisnya di Surabaya karena khawatir merugi. Luke Cooper yang menjadi Direktur Perjalanan juga akan mengancam untuk menceritakan kondisi ini kepada seluruh agen atau biro wisata agar mereka juga memboikot Surabaya.
Hal ini, menurut Yusak, pasti sangat merugikan sektor pariwisata Jatim. Karena citra Jawa Timur, khususnya Surabaya, tercoreng dimata masyarakat dunia. Untuk mengembalikan dan memperbaikinya membutuhkan waktu yang sangat lama. "Kita ambil contoh kerusuhan di Tiongkok beberapa tahun silam. Hingga kini masyarakat dunia masih saja ingat dan khawatir akan kejadian tersebut. Mengembalikan citra memang memerlukan waktu yang cukup panjang dan perlu kerjakeras dari semua pihak," tegas Yusak.
Sementara untuk kasus KBS, kecaman dan boikot tersebut datang karena terlalu seringnya media Australia yang mengekspos kejadian kematian satwa di KBS. Untuk menghembalikan citra Surabaya butuh waktu tiga hingga lima tahun jika memang langkah recovery cepat dilakukan mulai detik ini. "Kalau ternyata proses recovery berlarut, ya waktu yang dibutuhkan akan sangat lama," ujarnya.
Jika kondisi berlarut, maka jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Jatim diperkirakan akan menyusut sekitar 5% hingga 8%. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, jumlah wisatwan dari Australia yang berkunjung ke Jatim rata-rata mencapai sekitar 200 orang per bulan.

1 komentar: